Setidaknya banyak kerugian yang telah diderita oleh kebanyakan warga pesisir Indramayu akibat datangnya bajir air pasang yang selalu menerjang pemukiman mereka. Gelombang yang menyerupai tsunami kecil ini bisa telah merusakkan berbagai fasilitas dan mata pencaharian warga pesisir Indramayu yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan dan petani ikan tambak.
Ini membawa keprihatinan bagi Yance Irianto, Bupati Indramayu 2000-2010 saat masa kepemimpinannya, melalui berbagai upaya dicetuskanlah pembangunan pemecah ombak yang di tempatkan tersebar di beberapa titik rawan seperti Desa Dadap sepanjang 717,6 m2, Desa Limbangan 617 m2, Desa Eretan Wetan 422 m2 dan desa Eretan Kulon 553,5 m2, pembangunan pemecah ombak ini telah menelan anggaran Rp. 6.7 milliar. Pembangunan ini dirasakan warga memberikan rasa aman dan kenyamanan dari amukan air pasang yang bisa datang setiap saat akibat pemanasan global. Tak hanya itu Yance juga melakukan pembangunan talud di wilayah-wilayah rawan seperti Kecamatan Kandanghaur, Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat dan Desa Balongan Kecamatan Balongan yang masupakan wilayah pertambakan dan pemukiman nelayan. Pembangunan Talaud ini sangat menolong bagi upaya mempertahankan lingkungan pesisir yang kondisinya sudah parah.
Walaupun masih pembangunan talud dan pemecah ombak terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Indramayu dan disebar di barbagai daerah rawan tetapi masih belum mencukupi kekurangan akibat kekurangan anggaran. Antisipasi banjir air pasang tersebut dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.